Thursday, March 1, 2007

Pentingnya Sebutir Apel Setiap Hari

Apel punya banyak manfaat. Jumlah kandungan gizi dan mineralnya memang tinggi. Selain mampu mencegah penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes melitus, dan penyakit jantung, buah ini mampu membunuh virus infeksi.

An apple a day keeps the doctor away, itulah ungkapan yang Bering kita dengar tentang buah apel. Ungkapan tersebut bukan tanpa bukti. Karena banyak penyakit yang dapat dicegah, apel dinobatkan sebagai dokter alarm bagi penduduk dunia.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan tepat kapan orang mulai mengonsumsi apel. Penemuan fosil awl di sebuah danau purba di Swiss sexing dijadikan patokan bahwa apel sudah dikenal sejak berabad-abad yang lampau.

Pada tahun-300 SM orang Jerman keno sudah menanam apeL Demikian juga dengan tentara-tentara Romawi. Berkat invasi Romawi ke berbagai negara, tanaman apel bisa tersebar ke seluruh penjuru Eropa. Dari Eropa, apel masuk ke Amerika dibawa oleh para kolonis.

Varietas yang dikembangkan di Indonesia umumnya didatangkan dari Eropa dan Australia melalui Cina pada tahun 1900-an. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh di daerah berketinggian 700-1.200 meter dari permukaan laut.

Walaupun ape] (Males sylvesfris) bukan tanaman ash Indonesia, buahnya sangat digemari oleh masyarakat. Ini dapat kita lihat dari mudahnya mendapatkan buah ini, baik yang dijual oleh pedagang keliling, pedagang kaki lima, pasar tradisional, maupun pasar swalayan.

Jenis apel yang digemari umumnya adalah apel impor yang berwarna merah tua mengilap, mengalahkan apel lokal yang umumnya berwarna hijau. Keunggulan lain apel impor adalah ukurannya seragam, rasanya manis, teksturnya renyah, serta kulitnya mulus tanpa bercak cokelat.

Apel umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24 persen. Pektin tersebut akan membentuk gel bila ditambah gula pada kisaran pH tertentu. Pektin memegang peran penting dalam pembuatan jus (sari buah), jeli, selai, dan dodol.

Selain itu, apel juga dapat diolah menjadi keripik dan cuka (vinegar). Apel yang diolah umumnya merupakan buah berukuran kecil (tidak masuk grade) atau buah hasil penjarangan.

Karoten dan Pektin

Makan sebutir apel sehari bukan hanya menjadi sehat dan jauh dari dokter, tetapi juga cantik, dengan kulit yang halus serta tubuh langsing. Khasiat tersebut didasarkan pada tingginya kadar zat gizi yang terdapat dalam sebuah apel, terutama vitamin dan mineral.

Kandungan zat-zat gizi dalam 100 gram buah apel adalah: 58 kkal energi; 4 g lemak; 3 g protein; 14,9 karbohidrat; 900 IU vitamin A; 7 mg tiamin; 3 mg riboflavin; 2 mg niacin; 5 mg vitamin C; 0,04 mg vitamin B1; 0,04 mg vitamin B2; 6 mg kalsium; 3 mg zat besi; 10 mg fosfor; clan 130 mg potasium (kalium).

Di samping zat-zat gizi tersebut di atas, rahasia apel sebagai pencegahan penyakit terletak pada kandungan karoten dan pektuuiya. Karoten memiliki aktivitas sebagai vitamin A dan juga antioksidan yang berguna untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab berbagai penyakit degeneratif. Pektin merupakan salah satu tipe serat pangan yang bersifat larut dalam air. Karena merupakan serat yang berbentuk gel, pektin dapat memperbaiki otot pencernaan clan mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan.

Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolesterol yang dimetabolisme, sehingua pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus.

Buah apel mempunyai indeks glikemik (indikator kecepatan peningkatan gula darah) yang sangat rendah. Hal ini berarti bahwa kadar gala yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah. Apel juga berfungsi mengontrol keluarnya insulin, sehingga tidak berlebihan. Karena itu, konsumsi apel secara teratur dapat menjaga keseimbangan gula darah serta menurunkan tekanan dan kolesterol darah.

Khasiat buah apel bagi kesehatan sangat terkait dengan zat-zat gizi maupun nongizi yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, apel layak disebut sebagai dokter alami.

Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa apel sangat besar manfaatnya dalam hal (1) menurunkan kolesterol darah, (2) menurunkan tekanan darah, (3) menstabilkan gula darah, (4) meningkatkan high density lipoprotein (HDL = kolesterol baik), (5) membunuh virus infeksi, (6) mengurangi selera makan, (7) memperlancar pencernaan, (8) mempertahankan kesehatan saraf, (9) agen antikanker, dan (10) menjaga kesehatan jantung.

Kaya Fitokimia

Selain memilila senyawa kimia yang bergizi, apel juga mengandung zat nirgizi atau senyawa fltokimia yang sarat manfaat bagi kesehatan. Apel mengandung senyawa fitokimia yang sarat manfaat bagi kesehatan. Apel mengandung senyawa fitokimia dalam jumlah besar, salah satunya adalah flavonoid, yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti varietas, pemanenan, penyimpanan, dan pengolahan apel.

Falovonoid termasuk ke dalam senyawa polifenol, yang tidak secara rata terdistribusi dalam jaringan tanaman. Konsentrasi fitokimia berbeda nyata antara kulit dan daging apel.

Senyawa fitokimia antioksidan merupakan pencegah radikal bebas penyebab kerusakan pada sel-sel tubuh. Senyawa antioksidan dalam apel terdiri dari:
quercetin-3-galactoside, quercetin3-glucoside, quercetin-3-rhamnoside, catechin, epicatechin, pricyanidin, cyanidin-3-galactoside, coumaric acid, chlorogenic acid, gallie acid, dan phloridzin (Boyer dan Liu, 2004).

Konsentrasi rata-rata senyawa fitokimia tersebut per 100 gram buah adalah: quercetin giycosidPs 13,2 mg; procyanidin 9,35 mg; chlorogenic acid 9,02 mg; epicatechin 8,65 mg; dan phloretinn glycosides 5,59 mg (Lee et al., 2003). Pengolahan apel menjadi berbagai produk dapat mengurangi kadar senyawa fitokimia tersebut.

Senyawa fitokimia yang biasa dijumpai pada kulit apel terdiri dari procyanidins, catechin, epieatechirt, chlorogenic acid, phloridzin, dan quercetin conjugates. Daging buah apel juga mengandung senyawa-senyawa tersebut, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan pada kulit apel. Quersetin secara eksklusif terdapat dalam kulit apel. Sementara konsentrasi chtoro-genic acid cenderung lebih tinggi pada daging buah,dibandingkan pada kulit buah apel.

Procyanidins, epicatechin, dan catechin, memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan dapat mencegah oksidasi low density lipoprotein (LDL = kolesterol jahat); sehingga mencegah terbentuknya radikal bebas (Laranjinha, 2003). Catechin dapat mencegah pembentukan tumor usus dan menunda serangan tumor (Ebeler et al, 2002). Sawa et aL (1999) menemukan bahwa chlorogenic acid memiliki aktivitas pemecahan alkyl peroxyl radical (ROO) yang sangat tinggi. Karena ROO dapat meningkatkan pembentukan tumor dan bersifat karsinogenik, kehadiran chiorogenic acid sangat penting untuk memberikan efek perlindungan terhadap kanker.

Quercetin merupakan antioksidan kuat, dan memiliki efek perlindungan yang potensial dalam melawan kanker dan penyakit hati (Lamson dan Brignal, 2000).
Quercetin juga dapat mengurangi oksidaso lipid dan meningkatkan glutahione (suatu antioksidan), sehingga mampu melindungi hati terhadap kerusakan oksidatif (Molina et al, 2003).

Aktivitas antioksidan total dari buah apel dengan kulitnya kira-kira sebesar 83 imol vitamin C, yang berarti bahwa aktivitas antioksidan dari 100 gram apel sebanding dengan 1.500 mg vitamin C.

Vitamin C merupakan antioksidan kuat, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hampir semua aktivitas antioksidan pada apel berasal dari berbagai senyawa lainnya. Aktivitas antioksidan vitamin C kurang dari 0,4 persen dari total aktivitas antioksidan dalam buah apel. (Eberhardt et al, 2000).

http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?
x=Nutrition&y=cybershopping%7C0%7C0%7C6%7C37
7

No comments: